Iklan

Notification

×

Iklan

Iklan

Bubarkan Massa Aksi dengan Parang, Frans Manery Berikan Klarifikasi

Sabtu | Juni 01, 2024 WIB Last Updated 2024-06-01T13:25:33Z
iklan

TOBELO, DETIKMALUT.com - Sebuah video berdurasi 1 menit 8 detik yang memperlihatkan Bupati Halmahera Utara, Frans Manery, membubarkan massa aksi dengan sebilah parang menjadi viral di media sosial. Menanggapi video tersebut, Frans Manery memberikan klarifikasinya.

Dalam video klarifikasi yang dilihat oleh kalesang.id pada Jumat (31/5/2024) malam WIT, Frans Manery menyatakan bahwa dirinya perlu memberikan penjelasan terkait insiden tersebut. 

Frans menjelaskan bahwa peristiwa tersebut bermula dari unjuk rasa yang dilakukan oleh sekelompok massa aksi pada hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Halmahera Utara. Sekitar pukul 11.00 WIT, massa aksi menggelar demonstrasi di Kantor DPRD Kabupaten Halmahera Utara. Aspirasi mereka telah ditanggapi oleh Ketua DPRD. 

“Setelah dari DPRD, mereka melanjutkan aksi di Kantor Keuangan Daerah Kabupaten Halmahera Utara,” ujar Frans dalam video klarifikasinya seperti dilihat kalesang.id.

Ia menjelaskan bahwa saat di Kantor Keuangan, massa aksi masuk dan merusak fasilitas kantor saat beberapa pegawai yang beragama Muslim sedang menjalankan salat. “Mereka membuang bunga dan alat-alat yang ada di meja keluar,” jelasnya.

Massa aksi kemudian melanjutkan unjuk rasa di Hotel Marahai di Jl. Kemakmuran Wosia, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara. Frans mengatakan bahwa massa sudah ditegur oleh pihak keamanan karena bertepatan dengan waktu Salat Jumat.

“Saya menganggap bahwa ini sudah bukan aksi lagi,” tambah Frans. Frans melanjutkan bahwa ketika dirinya mengikuti pleno Pemilu 2024 yang digelar KPU di Hotel Greenland di Tobelo, Halmahera Utara, ia mendapat telepon dari anaknya yang mengatakan bahwa massa aksi sedang menuju rumah mereka. 

“Sekitar pukul 15.30 WIT, anak saya menelpon dari rumah, mengatakan bahwa mahasiswa yang melakukan aksi ini sedang menuju rumah,” jelas Frans.

Saat itu, di rumah sedang ada acara makan bersama tamu yang diundang untuk acara HUT Kabupaten Halmahera Utara malam itu. Mengetahui hal tersebut, Frans segera meninggalkan pleno KPU dan menuju rumah. Sekitar 70 meter dari rumah, ia bertemu dengan massa aksi.

Bupati dua periode itu menyatakan bahwa dirinya sempat menegur massa aksi secara baik-baik, namun mereka menantangnya. 

“Mereka mengatakan kondisi keuangan seperti ini kenapa harus datangkan artis dan buang-buang uang. Saya menjelaskan bahwa ini adalah hiburan untuk HUT. Mereka tetap ingin berorasi, sementara saya harus melindungi tamu kami. Tindakan yang saya ambil bukan sebagai Bupati, tetapi sebagai tuan rumah tanpa kehadiran aparat kepolisian. Saya sudah membujuk mereka tiga atau empat kali untuk bubar,” tutur Frans.

Karena massa aksi tidak mau bubar, Frans akhirnya mengambil parang yang ada di mobilnya untuk membubarkan massa. Parang tersebut rencananya akan digunakan untuk tarian cakalele pada acara HUT.

“Kalau dengan tangan kosong tidak mungkin mereka kabur. Jadi, saya kejar dengan parang. Untung mereka lari, kalau tidak, saya tidak tahu apa yang akan terjadi,” ujar Frans menjelaskan kronologisnya.

Frans mengaku kecewa dengan tindakan massa aksi, yang sebagian besar adalah mahasiswa dan anak-anak muda yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Kristen.

“Yang di dadanya terdapat salib, namun tindakan mereka seperti itu, seakan-akan wilayah ini tidak nyaman dan aman. Saya sudah menegur mereka baik-baik dan menyuruh kembali, tetapi karena mereka tidak mau, saya selaku pimpinan daerah terpaksa harus membubarkan mereka,” pungkas Frans.***
×
Berita Terbaru Update