TERNATE, DETIKMALUT.com - Kesultanan Ternate memberikan peringatan keras kepada Zulkifli Marsaoly, seorang ASN aktif yang menjabat sebagai tenaga penghulu di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pulau Ternate, yang mengaku sebagai Jogugu atau perdana menteri Kesultanan Ternate. Zulkifli, yang hadir mengenakan pakaian sadaria serta tuala talam dalam aksi demonstrasi di Kantor KPU Malut pada Rabu (18/12), terancam diproses baik secara adat maupun hukum negara.
Rinto M. Tolongara, salah seorang perwakilan dari Kesultanan Ternate, menegaskan bahwa Zulkifli bukan bagian dari perangkat adat Kesultanan Ternate. "Kami minta yang bersangkutan tidak lagi menggunakan atribut Kesultanan atau mengatasnamakan Kesultanan Ternate. Tindakan tersebut tidak mencerminkan posisi resmi dalam struktur adat Kesultanan Ternate," ujar Rinto.
Lebih lanjut, Rinto menjelaskan bahwa Kesultanan Ternate memiliki pranata adat yang jelas, yang dimulai dari Jogugu hingga Kapita dan Barobaro di level kampung. Semua perangkat adat Kesultanan Ternate telah dilantik oleh Sultan dan memiliki legitimasi yang sah. "Zulkifli bukanlah perangkat adat dan tidak memiliki hubungan apapun dengan struktur adat Kesultanan Ternate," tegasnya.
Terkait isu Pilkada Maluku Utara, Rinto menegaskan bahwa Kesultanan Ternate tidak mencampuri proses politik tersebut. "Kesultanan Ternate secara kelembagaan tidak terlibat dalam Pilkada. Masyarakat telah memberikan hak suaranya, dan bagi kami, proses pemilihan kepala daerah telah selesai," katanya.
Rinto juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak lagi ada yang menggunakan atribut Kesultanan Ternate untuk kepentingan pribadi atau politik. "Kami menghargai setiap aspirasi yang disampaikan, namun tidak dengan membawa atribut Kesultanan Ternate. Jika ada yang masih melakukannya, kami akan mengambil langkah tegas, baik secara adat maupun hukum negara," imbuhnya.
Peringatan ini muncul setelah Zulkifli bergabung dalam aksi demonstrasi bersama Aliansi Masyarakat Maluku Utara (AMMU) di Kantor KPU Malut. Dalam aksi tersebut, Zulkifli hadir bersama Kapita Ngofa Kesultanan Tidore, Kapita Lao Kesultanan Bacan, dan Kapita Kesultanan Jailolo, yang turut membawa atribut adat masing-masing kesultanan.
Kesultanan Ternate berharap semua pihak dapat menjaga kedamaian dan ketertiban, khususnya di wilayah Ternate, dan menghindari penyalahgunaan atribut kesultanan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.***