Iklan

Notification

×

Iklan

Iklan

Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 26 April 2025

Sabtu | April 26, 2025 WIB Last Updated 2025-04-26T03:38:43Z
iklan
 

Oleh : Ikbal R. Husain, SKM., M.KKK
“Bencana tidak pernah memilih korban tapi kesiapan bisa memilih yang selamat” 

"Udara segar pegunungan mengingatkan betapa alam bisa begitu indah sekaligus mengancam. Kesiapsiagaan adalah bentuk syukur kita atas kehidupan yang diberikan. (Ditulis di Taman Love (Moya), 720 mdpl, April 2025)."

HARI Kesiapsiagaan Bencana (HKB) diperingati setiap tanggal 26 April pada tahun ini,  mengangkat tema "Siap untuk Selamat" menekankan pentingnya kesiapan individu dan komunitas dalam menghadapi bencana. Sebagai wilayah dengan tingkat kerentanan bencana tinggi, Maluku Utara memerlukan evaluasi mendalam terhadap sistem kesiapsiagaan kita.

Maluku Utara termasuk dalam “ring of fire” (Cincin Api Pasifik),  dengan ancaman utama: Gempa Bumi & Tsunami,  Aktivitas tektonik di sekitar Halmahera dan Sangihe Erupsi Gunung Api, Gunung Gamalama, Kie Besi, Dukono, dan Gunung Ibu. Selain Merapi juga ada ancaman lain Banjir, Tanah Longsor,  degradasi hutan dan alih fungsi lahan memperparah risiko perubahan Iklim,  Kenaikan muka air laut mengancam pemukiman pesisir, dan kesemuanya merupakan potensi ancaman bencana kita di maluku utara.

Dengan kompleksitas ancaman ini, peningkatan kapasitas masyarakat, penguatan sistem peringatan dini, dan tata kelola lingkungan yang berkelanjutan menjadi kunci untuk mengurangi risiko bencana di Maluku Utara. Kesiapsiagaan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.

Siap untuk Selamat harus diwujudkan melalui aksi konkret, bukan sekadar seremonial. Maluku Utara membutuhkan pendekatan holistik yang menggabungkan, Teknologi, Partisipasi masyarakat, Kearifan local, Koordinasi kuat antar pemangku kepentingan, tanpa langkah strategis, risiko bencana akan terus mengancam jiwa dan ekonomi masyarakat.

Kesiapsiagaan Bencana bukan tentang sirene megah atau prosedur indah di atas kertas, Tapi tentang:  Ibu-ibu yang paham harus lari ke mana sambil menggendong balita, Anak sekolah yang hafal jalur evakuasi, bukan hanya hafalan ujian, lansia yang tak tertinggal saat evakuasi darurat, di Maluku Utara, kita punya semua bahan untuk "siap selamat”,  Kearifan lokal yang arif, Masyarakat yang tangguh, Alam yang selalu memberi peringatan, tinggal satu yang kurang, Konsistensi kita untuk menjadikan kesiapsiagaan bencana  sebagai budaya, bukan sekadar acara tahunan.***
×
Berita Terbaru Update